Sabtu, 21 Februari 2009

titik nadir

panggilan panggilan untuk menyerah dari semua masalah ini menyeruak
terdengar makin keras ditelingaku
ketiadaan semangat mulai mengepung dipermukaan
pertanyaan-pertanyaan yang kontraproduktif dalam hatipun tak mau ketinggalan
kelelahan jiwa dan fisik mulai berhinggapan

tak dapat dipungkiri, aku menuju titik nadir
kejenuhan, keputusasaan, kegelisaahan, ingin memberontak dari situasi ini
ingin berhasil tanpa ada yang menggangu sedikitpun
ingin menyendiri tanpa sedikitpun memiliki kewajiban bersosialisasi
ingin lepas dari hubungan dengan yang lain
ingin memiliki dunia ini sendiri
ingin tersenyum sendiri
ingin hidup bahagia dan menang sendiri

semua keinginan ini tak pernah terlaksana
dan selamanya tak kan terkabul
aku menyadari itu semua
itu semua adalah hak penghuni surga
yang telah meraih kemenangan

semua keinginan itu bukan milik kita yang masih ada di dunia ini
semua keinginan itu sekali lagi
adalah milik penghuni surga yang telah memetik
hasil jerih payah mereka
berusaha
melawan keinginan itu
melawan keegoisan
melawan kenyamanan khayalan
melawan pikiran pikiran yang kontrproduktif

itu semua berkat kesabaran tiada tara mereka
menghadapi gejolak jiwa dan gangguan dari luar diri mereka

haruskah aku menyerah sementara Allah masih memberiku hujan di malam ini
sementara Allah masih memberi nafas untuk hidup
sementara aku masih bisa tersenyum manis
sementara aku masih diberi Allah keinginan yang condong pada kebaikan
sementara orang-orang sekelilingku mendukung ku
sementara Islam masih jadi jiwa ku
sementara Allah masih memberiku seribu kenikmatan

haruskan aku menyerah ?

sementara Allah senantiasa tersenyum pada ku
masihkan kugundah saat Allah membelaiku

Tidak!!!

Tidak!!!

bergerakah...

Tidak ada komentar: